cerpensantri2018
http://cerpen santri2018.blogspot.com/lomba-cerpen-harisantriSILA-gmail-indonesia.htmlca
LELAHKU YANG MENJADI LILLAH KARENA BISMILLAH
Malam yang kelabu kini
tengah menyelimuti kotaku. Semburat cahaya rembulan yang sempat memancar elok
dari balik tirai jendela, tiba-tiba memudar. Wussh... hujan deras jatuh
berderet menerpa atap dan dedaunan. Drekk... pintu kamar sedikit membuka, tak
tahu itu siapa, yang jelas aku ingin sendiri tidak sedang ingin di temani.
“Sila, boleh Ayah dan Bunda masuk sayang?”belum sempat aku mengiyakan,
ternyata Ayah Bunda sudah berada duduk dibelakangku. Reflek, aku segera
mengusap guliran air bening yang menggurat di pipiku.
“Sila, Ayah dan Bunda sudah berfikir
matang-matang tentang rencana Ayah dan Bunda. Sudah pula dengan penolakanmu,
tapi tidak bisa terbantahkan lagi, ini sudah menjadi permintaan dan wasiat dari
Alm. Kakekmu dulu sayang, mengertilah. Coba fikirkan lebih matang lagi.”panjang
lebar celoteh Ayah, dan tess..guliran air bening kembali menggulir. Tak kuasa
aku menahan rentetan celoteh lelaki kepala tiga yang amat kusayangi ini. Ayah...
Iya! Ini Ayahku, sedang memohon padaku.. Ya Allah dosakah aku?.
“Ayah, Bunda, maaf telah membuat
kalian menjadi seperti ini. Sila.. (dengan suara serak aku menjawab perlahan
untuk memulainya) sila sudah memantapkan hati, tak apa jika memang karier sila
sebagai pebulutangkis harus risain lebih awal. Ayah dan Bunda sudah
mempersiapkan ini semua dari awal, sudah pula menyelesaikan kontrak dengan club
nama Sila dibesarkan. Sila fikir, tidak ada salahnya mencoba menuruti keinginan
orang tua yang selama ini penuh kasih sayang merawat dan membesarkan Sila.
* * *
Tak
terasa tiba saatnya aku akan pergi meninggalkan kota. Aku akan dikirim ke sel bersama
anak tukang sayur di komplekku. Kata Bunda, dia anak perempuan yang menyabet
peringkat pertama di sekolahku. Bi Inah yang cerita, financial orang tuanya
kurang mendukung jika dia melanjutkan sekolah. Makanya Ayah Bunda berinisiatif
menyekolahkannya. Itung-itung untuk menjadi rekan hidupku selama disana. Hampir
satu hari satu malam perjalanan kita lalui. Pagi sekitar jam 9, rombonganku tiba
di penjara itu.
“Sila, ini Pak Yai mu” (bisik bunda pelan).
“Pak Yai?? Pemilik
penjara ini?” (reflek mataku melotot ke arah Bunda)
“Husss, jaga bicaramu!!
ini sowan namanya.”
Setelah beberapa waktu, rombongan
meninggalkan aku dan Hidazah. Semuanya berlalu begitu cepat. Aku susah
beradaptasi disini, meski sebelumnya aku berasal dari perkumpulan orang-orang
yang beragam daerah. Aku benci saat-saat seperti ini. Ingin bercerita, tapi
kepada siapa? Ingin menangis, mengadu, tapi kepada siapa? Aku tak mengenal
siapapun.
“Sila, kau baik-baik saja?” salah seorang perempuan
datang menghampiriku disudut kamar yang remang di kegelapan..
“Siapapun kamu, tolong pergilah. Aku sedang tidak ingin
banyak bicara sekarang.”
“Ini aku Hidazah, kamu kenapa,ada masalah?? Cobalah berbagi ceritamu padaku. Aku tidak
bisa membiarkanmu seperti ini seterusya. Orang tuamu telah mengamanatkanmu
kepadaku. Aku prihatin melihatmu seperti ini.” Susah payah Hidazah merayuku,
akupun luluh dan bercerita sepanjang malam. Semuanya mulai berbeda ketika aku
akrab dengannya.
*
* *
Tiga
bulan berlalu lambat. Aku mulai terbiasa dengan keadaan sekitar, namun tidak
dengan hatiku. Suatu fajar aku melakukan kesalahan bersama Dazah. Tapi
sebenarnya itu kesengajaan yang sudah aku rencanakan beberapa minggu lalu. Aku
berharap sekali, takziran kali
ini dapat membuat kita berdua dikeluarkan. Karena
berulang kali aku mencoba membuat kesalahan, tapi mereka tetap saja tidak
mengeluarkanku.
Keesokan
harinya selepas pulang mengaji, semuanya dikumpulkan. Santri, pengurus, abdi
dalem. Syukuran?? Mungkin! Hari ini putra Pak Yai yang paling bungsu berulang
tahun. Inti dari apel pagi ini adalah bahwasanya lusa atau lebih tepatnya
minggu pagi, akan diadakan syukuran atas
milad putra Pak Yai yang
paling bungsu itu. Gus Brahim namanya. Sepertinya dengan berbagai agenda acara,
orang-orang akan menjadi sibuk, seperti yang disampaikan pengurus yang berdiri
di podium tadi. Lalu tiba-tiba dengan suara lantang beliau pun menyebut namaku
dan Dazah untuk menemuinya diruang sidang pukul dua siang nanti.
“Assalamu’alaikum
ustadz,” kali ini Dazah yang mengawali jalannya sidang.
“Wa’alaikumussalam
warahmatullah..silahkan masuk, langsung duduk saja. Kita akan menunggu
kehadiran Gus Brahim kemari. Beliau yang akan memimpin sidang kalian siang ini,
dan ta’ziran apa yang akan diberikan.
Jaga adzab sopan santun kalian! Ini putra Abah.”
Beberapa
menit menunggu, akhirnya Gus Brahim pun datang, dan langsung memposisikan diri.
Aku tak menyangka jika siang ini akan menjadi siang paling bersejarah dalam
hidup kami. Semula, kukira aku akan dikeluarkan, ternyata nihil!! Mereka malah
menjadikanku penanggung jawab acara syukuran besok lusa. Ini semua atas
perintah Pak Yai. Mengapa Pak Yai memberikanku hukuman seperti ini? Mengapa
tidak dikeluarkan saja aku? Apa-apaan ini!??
*
* *
Semburat
mentari sabtu pagi sudah berpendar mengeringkan basahan embun semalam. Aku
mulai menyusun dua rencana. Tapi entah takdir Allah atau entahlah aku tak tahu.
Ketika aku mulai menjalankan rencana kedua, ketika baru setengah jalan aku menuju gerbang
keluar area pondok dengan alasan ke kamar mandi, tiba-tiba Gus Brahim
memergokiku yang celingukan. Aku bingung bukan kepalang, tas berisi bajuku
sudah terlanjur kulemparkan keluar. Tapi agaknya beliau tidak mencurigaiku, karena
hanya melihatku dan segera berlalu. Tapi kali ini benar-benar diluar dugaan
memang, aku ketahuan langsung oleh pengurus yang menyebut namaku di podium
kemarin, rupanya pengurus galak itu mengawal kedatangan Gus Brahim ke acara
syukuran, tapi berjalan berjauhan dengan Gus Brahim.
“Astaghfirullahaladzim..
mengapa kau tak juga jera, harus berapa kali kami memberimu hukuman. Cobalah sadar
dan mencoba menerima keadaan. Cobalah lillahkan hatimu untuk semua ini. Ustadz
mengerti jika batinmu terlampau lelah. Awali semuanya dengan BISMILLAH, Fainsya
Allah semuanya akan dimudahkan oleh sang khalik.”
Acara
selesai menjelang maghrib. Tanggung jawab diambil alih penuh oleh ustadz Kholil,
pengurus yang selama ini kusebut-sebut sebagai pengurus galak. Malamnya, Dazah
mendikteku tentang apa yang telah kuperbuat siang tadi. Beritanya tidak
menyebar, karena ustadz Kholil berbaik hati tidak ingin mengumbar aibku. Dazah
mendengarkanku sepanjang malam. Sebenarnya aku merasa ada yang beda dengan
hatiku. Rasanya seperti sedang mendapat penghukuman atas semua kesalahanku. Aku
hanya bisa terduduk pilu mengingat banyaknya ulahku selama ini. Ada yang ingin
kusampaikan pada sang khalik, tapi aku tak kuasa menahan malu atas semua yang
telah kulakukan selama ini. Akupun tak tahu mengapa sekarang aku brutal seperti
ini?? Frustasi?? Mungkin!
Tiba saatnya waktu yang telah lama aku nantikan.
Amat bahagia ketika jum’at sore Ayah Bunda, beserta orang tua Dazah datang
menyambangi kami. Tapi kebahagiaan itu sedikit menyakiti hatiku, karena
sebenarnya tanpa sepengetahuanku, mereka telah tiba subuh tadi. Ternyata Dazah
pun sudah sempat bertemu kedua orang tuanya. Ingin marah rasanya. Tapi apalah
daya, hatiku sangat merindu pada orang tuaku.
Sepanjang
hari Ayah Bunda menasehatiku. Memberi
banyak pesan dan juga semangat. Mereka berdua telah mengetahui segala
perbuatanku ketika mereka datang subuh tadi. Itu alasan mutlak yang membuat
mereka tidak bisa langsung menemuiku. Karena harus bertemu dengan ustadz
Kholil.
*
* *
Satu
tahun berlalu cepat, dan lebaran 2010 telah berlalu meninggalkan kenangan.
Saat-saat yang paling aku takuti, kembali ke ma’had. Meski kini aku telah mencoba merelakan hatiku demi sedikit
belajar menjadi hamba- Nya yang lillah dalam mengemban amanat kedua orang tua.
Beberapa minggu lalu aku sempat ingin kembali ke duniaku, ketika Ihsan datang
berkunjung kerumah. Aku amat merindukannya. Dia sosok yang selama di club
selalu menyemangatiku. Mungkin ada rasa diantara kita . Tapi hatiku tak pernah
berani mengungkapnya, begitupun dengannya.
1
Juli 2011, aku sudah berada kembali di pondok bersama Dazah. Sekarang aku tak
menyebutnya lagi dengan penjara. Aku mulai menerima keadaan. Malam itu malam
yang sangat mencengangkan. Pukul 9 malam semuanya dikumpulkan, yang kudengar
setiap habis libur lebaran, disini ada pergantian pengurus. Dan tanpa aku duga,
aku menjadi kandidat yang terpilih menjadi seksi peribadatan pondok. Pengurus baru dibimbing oleh pengurus yang lebih senior. Mengapa aku menerima pemilihan
itu tanpa penolakan?? Karena aku ingin mempelajari agamaku lebih mendalam. Aku
ingin mendekatkan diri dengan Rabb ku. Hatiku telah terbuka kuncinya, ketika
suatu siang ustadz Kholil menceramahiku secara dadakan karena memergokiku akan
kabur.
Beberapa
malam lalu pengurus baru telah di bai’at. Dengan mengucap BISMILLAH, aku
menerima embanan tugasku sebagai seksi agama. Setiap hari aku harus bangun jam
setengah tiga. Berjalan menyusuri lorong membangunkan santri-santri. Berat
memang ketika satu dua minggu aku mengerjakannya. Tapi sekali lagi, aku
berusaha lillah menerimanya, di temani oleh Dazah, yang juga terpilih menjadi
seksi peribadatan.
Hari
berjalan lebih cepat sekarang. Aku berharap semoga aku telah sepenuhnya
mengikhlaskan hatiku untuk mengabdi disini. Fokus dengan sekolah dan mondokku.
Tidak lagi memikirkan kapan waktu sambangan tiba, kapan waktu libur itu datang.
Dan juga, kapan aku akan bertemu kembali dengan Ihsan yang dulu amat ku sayang.
Salah satu ustadzah pernah memberi sedikit nasihat padaku ketika malam-malam
aku sedang rindu pada Ihsan. Aku tidak malu-malu lagi bercerita tentang
bagaimana masa laluku. Tentang asal sebab mengapa aku bisa berada disini.
Sampai sekarang, aku masih mengingat jelas bait kata yang di ucapkan beliau,
SIAPA
YANG MENINGGALKAN PUJAAN HATI YANG BELUM HALAL KARENA ALLAH, MAKA ALLAH AKAN
BERI GANTI DENGAN JODOH YANG TERBAIK YANG LEBIH MENJAGA KESUCIAN DIRI. Aku
memegang teguh selalu nasihat itu. Perlahan tapi pasti, aku mulai melupakan
Ihsan.
Malam
bertabur gemintang terang yang berderet di langit menjadi saksi, untuk kesekian
kalinya aku merasa hampir menyerah mengemban tugasku. menyerahku ini bukan
karena aku bosan, tapi aku tergerus emosi hati ketika mendengar ocehan-ocehan
sesama santri yang tidak begitu menyukaiku. Yang menolak ajakanku untuk segera
mengaji, ataupun berjama’ah. Mereka yang lebih tua kerap kali merendahkanku.
Malam itu, aku tengah mencurahkan semuanya pada Rabb ku di sepertiga malam.
Selepas itu aku duduk menyendiri di sudut kamar yang remang di kegelapan. Lalu
selengan tangan halus menyentuh bahuku. Sejenak aku kaget dan tidak berani
menoleh, tapi ternyata malam itu menjadi malam yang indah.
“Sila,
ceritakanlah sedihmu itu kepada ustadzah. Anggap saja aku ini teman akrabmu, jangan
sungkan. Berbagilah dukamu.” suara lembut ustadzah Yuniar membuatku tak sanggup
membendung guliran air mata. Aku mulai bercerita.
“ustadzah,
bolehkah sekali saja aku melupakan tugasku?? Bolehkah sekali saja aku menjadi
santri biasa? Tiba-tiba aku menyesal, mengapa dulu aku tidak menolak ketika
terpilih menjadi seksi peribadatan. Aku terlampau takut ustadzah. Setiap hari,
aku mengajak santri dalam kebaikan, tapi kadang terlintas dalam fikirku,
bagaimana jika suatu saat aku melanggar apa yang selama ini aku serukan pada
mereka. Lalu mereka tidak mau mengingatkanku, hanya menyindir,membully siang
malam. Hatiku masih mudah rapuh ustadzah” aku mengakhiri cerita bebanku dengan
tangis yang semakin terisak. Namun sekarang hatiku lebih lega.
“Sila,
mengapa kamu berfikir demikian?? Sekarang bukalah hatimu lebih luas lagi,
bayangkan bagaimana jadinya, jika setiap orang yang berprofesi atau memiliki
tangung jawab, lelah dengan apa yang dia kerjakan, hanya karena merasa tidak
sanggup lagi menghadapi orang-orang yang tidak dapat dikendalikan, dan takut
untuk kembali memimpin. Lalu sesuka hati meninggalkan tugas yang harus dia
emban? Sila, memintalah pada Allah, minta sebanyak-banyaknya. Adukan semua
keluhmu pada- Nya. Allah tidak tidur walau hanya sedetik. Allah mendengar semua
yang kau panjatkan, meski kadang apa yang kau inginkan tidak selalu
langsung terwujud seperti yang kau
harapkan. Karena apa?? Karena yang Maha Membolak- balikan hati tengah rindu
mendengar doa-doamu. Rindu akan pintamu, tapi satu janji Allah yang pasti.
Allah akan mengabulkan yang kau pintakan di waktu yang paling tepat. Karena Allah
lebih tahu apa yang kau butuhkan saat ini. Bukan apa yang kau inginkan. Awali
semuanya dengan niat yang teguh, Bismillah jangan pernah terlupa dalam setiap jarak langkahmu.”
Panjang sekali penjabaran dari satu pertanyaanku. Malam itu, aku tersadar dari sempitnya
cara pikirku. Fajar hampir menyingsing, percakapan itu segera berakhir ketika
ustadzah bilang beliau mengantuk. Beliau berlalu, menepuk lembut bahuku.
*
* *
Hidup
seorang Sila sekarang telah berubah drastis. Semenjak beberapa tahun lalu aku
berani mencurahkan apa yang kurasakan. Mei 2016, aku telah resmi lulus S1 di
perguruan yang ada di pondokku. Sebentar lagi tiba masa pengabdian yang
sesungguhnya untukku kepada pondokku. Di tahun berikutnya, setelah berjalan
satu tahun masa pengabdianku, aku mendampingi ustadzah Yuniar untuk mempersiapkan
pernikahannya dengan ustadz Kholil. Sekarang ini hampir dua tahun ustadz Kholil
telah boyong meninggalkan pondok.
Bekerja sebagai staff di perkantoran ternama di ibu kota. Aku bersama Dazah dan
dua teman lainnya setiap hari mengurus keperluan ustadzah Yuniar. Ini
Pernikahan Barakat yang telah menjadi tradisi semenjak sepuluh tahun belakangan
di pondok. Abah ingin melihat santrinya mengikrarkan kalimat qobiltu dihadapannya, dan mendapat jodoh yang sekufu.
Yang sama-sama santri.
Bersamaan
dengan itu, Rabb ku telah memberikan janji kehidupan kepadaku. Ihsan, selama
aku di pondok dia tidak pernah sekalipun berpacaran, atau menjalin hubungan dengan
perempuan manapun. Dia menjaga hatinya untukku. Selama ini dia hanya mengejar
karier sebagai pebulutangkis, dan telah
bermain di kancah internasional. Meski begitu, dia tetap menjadi Ihsan yang taat
beragama. Dia mewujudkan mimpiku. Lalu dia datang kepada orang tuaku lebaran
tahun ini. Dia berniat ingin berta’aruf denganku. Sekarang semua yang dahulu
aku impikan, aku cita-citakan, kini perlahan mulai terwujud. 11 Mei 2018 aku
menikah dengan Ihsan di pondok, bersama dengan calon pengantin yang lain, karena
Pernikahan Barakat sejatiya adalah pernikahan massal yang diikuti oleh
santri-santri. Abah merestui aku dan Ihsan. Meski Ihsan bukanlah santri
pondokku. Keesokan harinya aku dan Dazah telah resmi menjadi wisudawan.
Sekarang aku membangun keluarga yang sempurna. Aku menikah dengan orang yang
telah Allah persiapkan dengan jalan- Nya. wahai yang maha membolak-balikkan
hati, tetapkanlah hati kami dalam Agama Mu dan ketaatan Mu dengan jalan yang
engkau ridhai, dalam keluarga kecil kami.
bismillahhirrahmanirrahim
BalasHapusKeren nduk... konten nya keren.. coba background n font nya d edit biar lebih menarik lagi... biar orng yg baca jg suka😉😉😉
BalasHapusKeren nduk... konten nya keren.. coba background n font nya d edit biar lebih menarik lagi... biar orng yg baca jg suka😉😉😉
BalasHapusMasih pemula .Belum faham😄
HapusCoba belajar sama pak sub nduk..
HapusKasih gambar biar gak booring
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusLike"
BalasHapusMantep mba
BalasHapusMantep mba
BalasHapusGanbatte le
BalasHapusImprove it
BalasHapusImprove it
BalasHapusWho? ??
HapusSukses kedepanya
BalasHapusCemungutttt
BalasHapusDoanya casna
HapusSukses!!!
BalasHapusAamiin
HapusJangan pernah berhenti ya.. lanjutkan.
BalasHapusDoanya mbak
HapusJangan pernah berhenti ya.. lanjutkan.
BalasHapusIts great
BalasHapus🙏
HapusSemangat silaaaaa, ,. Yakinlah!!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSerius gan
BalasHapusBagus
BalasHapusAlhamdulillah
HapusTeruslah berkarya....
BalasHapusDoanya saja
HapusKembangkan terus hobby menulisnya 😅
HapusTrimsss
BalasHapusSemangaaat
BalasHapusSyukron
Hapus1xbet korean registration & welcome bonus
BalasHapusThe 1xbet korean registration and welcome bonus. Get the maximum welcome 1xbet 프로모션 코드 bonus of 100% Welcome Bonus up to R22,000. This is the bonus you can get.
BetMGM Casino Bonuses & Promotions 2021
BalasHapusAt BetMGM Casino, 아시안부키 we provide a wide range of promotions for all our players, from a generous welcome 벳인포해외배당흐름 bonus to a 포커 확률 risk-free first bet up 1xbet korean to a 룰렛사이트 100% match bonus. We